Semua agama di muka bumi ini mengatakan bahwa suatu saat dunia ini akan berakhir, hancur-lebur, dan musnah. Termasuk segala kehidupan di dalamnya. Kiamat, itulah bahasa agamanya. Tetapi apakah memang benar kalau kehidupan di dunia dan seluruh alam semesta ini akan berakhir ? mungkin itu pertanyaan yang akan menjadi pembahasan kita kali ini.
Di saat semua agama sedang sibuk-sibuknya mengkampanyekan akan datang hari dimana kehidupan di alam semesta akan berakhir dan kemudian aka nada kehidupan setelah kematian, pada saat itu sains kemudian datang dan mengatakan bahwa benar kehidupan di muka bumi akan berakhir.
Akhir dunia di dalam bahasa sains di jelaskan dalam beberapa pandangan. Kita akan coba melihat beberapa pandangan saja. Yang pertama, mungkin akan menarik melihat pandangan ahli Astronomi yang mengatakan bahwa Tenaga Matahari suatu saat pasti akan habis. Entah itu beberapa juta tahun lagi atau puluhan juta tahun lagi. Dan pada saat energy matahari telah habis, maka daya gravitasinya pun akan hilang. Sehingga planet-planet yang mengorbit pada matahari akan kehilangan pegangannya dan akan saling bertabrakan dengan benda-benda langit yang lain. Maka akan terjadilah kekacauan alam semesta. Planet-planet, asteroid, komet, bintang-bintang akan saling bertabrakan dan hancur leburlah alam semesta ini. Kira-kira seperti itulah pandangan para ahli Astronomi.
Dalam pandangan ahli Geologi, mereka mempunyai teori sendiri mengenai akhir alam semesta ini. Menurut mereka, bumi menjadi stabil dan dapat di tinggali karena adanya keseimbangan antara tekanan dalam perut bumi dan tekanan luar bumi. Dan sampai pada suatu titik, tekanan ini menjadi tak seimbang. Akhirnya dengan ketidakseimbangan tekanan ini akan mengakibatkan kehancuran alam semesta. Bumi meledak dan kehidupan di muka bumi ini pun akan berakhir.
Demikianlah bagaimana sains melihat kiamat. Sayangnya paradigma saintifik tak dapat melihat apa yang terjadi setelah kiamat. Apakah ada kehidupan setelah kiamat atau kehidupan ini akan berakhir begitu saja.
Dengan pengetahuan saya yang sangat terbatas, mari kita coba untuk melihat bagaimana filsafat menjelaskan hal ini. Mungkin-lagi-falsafah-gerak yang dapat menjelaskan hal ini dengan tepat.
Gerak adalah perpindahan dari titik mungkin ke titik yang dimungkinkan, ada juga yang mendefinisikan gerak sebagai perubahan dari potensi menuju actual. Tetapi sesuatu yang pasti adalah gerak pastilah menuju kesempurnaan, apapun itu. Misalnya, jika kita berbuat buruk, maka kita akan mencoba untuk mengaktualkan potensi kebinatangan kita, mencoba menyempurnakan keburukan kita, dan sebaliknya jika kita berbuat baik, maka kita coba untuk mengaktualkan potensi kemanusiaan kita, menyempurnakan kebaikan kita.
Gerak secara garis besar terbagi menjadi dua, gerak aksiden dan gerak substansi. Gerak aksiden adalah gerak materi tanpa merubah substansinya. Secara spesifik, gerak aksiden terbagi menjadi tiga. Yang pertama, ialah gerak kualitas. Contohnya dari rasa asam yang menjadi manis pada buah. Yang kedua, ialah gerak kuantitas. Contohnya pertambahan jumlah dari satu menjadi dua, dua menjadi tiga, dan seterusnya. Dan yang ketiga, ialah gerak posisi. Contohnya ialah perpindahan dari kiri ke kanan, atas ke bawah, depan ke belakang dan lainnya.
Gerak substansi ialah gerak di alam materi yang mengubah keseluruhannya baik itu substansi materi maupun aksidennya. Gerak substansi ini secara gari besar terbagi menjadi dua. Yang pertama, ialah gerak substansi horizontal, yaitu gerak perubahan materi menjadi materi lainnya. Misalnya, kayu yang menjadi arang setelah di bakar. Dan yang kedua, ialah gerak substansi vertikal, yaitu gerak perubahan materi menjadi non materi.
Setelah melihat pembagian gerak, maka kita kemudian akan melihat bahwa segala sesuatunya itu bergerak. Tak ada sesuatu pun yang tidak bergerak kecuali kesempurnaan. Pada manusia misalnya, kita bergerak dari alam rahim, kemudian menjadi bayi di dunia, lalu berkembang menjadi anak-anak dan menjadi dewasa di dunia ini. Lalu kemudian meninggal. Melepaskan unsure-unsur materi menjadi non materi, menjadi lebih sempurna dengan gerak substansi vertikal. Pun demikian dengan alam semesta, yang bergerak menuju kesempurnaan dengan melepaskan unsure-unsur materinya. Caranya dengan menghancurkan unsure-unsur materi daru alam. Bahasa agamanya KIAMAT.
Setelah unsur-unsur materi terlepas, kita kemudian bergerak menuju kea lam yang lebih sempurna, alam non materi. Inilah yang menjelaskan keberadaan Surga dan Neraka. Surge dan Neraka yang menjadi tempat persinggahan terakhir kita.
Perbuatan dan amalan kita di muka bumi inilah yang akan menentukan kemana kita nantinya. Berbuat baik, beramal baik, maka kita akan mendapat akhir yang baik pula. Berbuat jahat, beramal buruk, maka kita akan mendapatkan akhir yang kita inginkan. Begitulah Maha Pengasih dan Maha Penyayang Tuhan. Dia memberikan apa yang kita minta melalui perbuatan kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar