Jumat, 18 Juni 2010

membincangkan piala dunia

belakangan ini hampir semua orang sibuk memperbicangkan mengenai piala dunia. laki-laki dan perempuan, orang dewasa dan anak-anak, politisi, agamawan sekalipun sibuk membicarakan piala dunia. dunia kita seolah habis tersedot masuk kedalam gegap gempita piala dunia. bahkan iklan yang tidak berhubungan dengan sepak bola pun ikut kedalam demam sepak bola. hampir dalam 24 jam hidup kita berbicara sepak bola (beberapa hari belakangan ini maksudnya).

sekarang saya hendak membincangkan (juga tentang) sepak bola tetapi dengan perspektif yang sedikit berbeda. saya sedang membicarakan dunia yang tertutupi oleh semarak piala dunia yang sedang kita agung-agungkan saat ini.


pertama, “Saat penggemar sepak bola menyambut Piala Dunia, ribuan anak-anak yang beberapa di antaranya belum berusia enam tahun, berada dalam kondisi yang sangat sulit karena menerima upah minimum untuk menjahit bola sepak,” demikian laporan International Labour Rights Forum (ILRF), Senin (14/6).

bocah-bocah penjahit bola sepak yang melakukannya secara manual itu, mayoritas berada di Pakistan, India, China dan Thailand. Menurut laporan lembaga yang bermarkas di Washington ini, Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) telah memiliki kebijakan melarang buruh anak di bawah umur.

namun penyelidikan ILRF di Pakistan menemukan, kebijakan itu tak lebih dari hitam di atas putih saja. “Keberadaan buruh anak-anak dan pelanggaran lainnya ditemukan dalam tingkat yang mengkhawatirkan. Semua bekerja untuk jaringan FIFA lainnya,” papar kelompok itu dalam laporan tertanggal 7 Juni 2010.

ILRF mengkritisi tanggung jawab sosial FIFA atas program-programnya. Sebab badan sepak bola terbesar dunia itu sama sekali tidak menyebutkan hal-hal yang disinggung ILRF seperti upah rendah, lembur tanpa bayaran dan keselamatan kerja.

kedua, Dari sisi ekonomi, acara ini merupakan kesempatan bagi Afrika Selatan untuk menampilkan diri bukan hanya sebagai tujuan yang menarik untuk pariwisata dan investasi tetapi juga sebagai Bangsa Rainbow, rumah bagi orang-orang dari setiap ras, warna kulit, dan keyakinan.

dividen ekonomi akan banyak. Sebagai Presiden Zuma menjelaskan: "transportasi negara itu, energi, telekomunikasi, dan infrastruktur sosial ditingkatkan dan diperluas. Hal ini memberikan kontribusi pada pengembangan ekonomi di tengah resesi global, sementara meningkatkan kondisi untuk investasi. "

Beberapa ekonom skeptis , melihat gajah putih pada konstruksi stadion besar dan mengutip analisis yang menunjukkan sedikit manfaat ekonomi bersih kepada tuan rumah peristiwa serupa sebelumnya.

tapi mendekati 300.000 wisatawan diharapkan untuk datang menonton Piala Dunia. Dengan asumsi rata-rata pengeluaran per-orang sebesar $ 5.000 (termasuk tiket), yang diterjemahkan menjadi keuntungan kotor dingin sebesar $ 1,5 miliar untuk ekonomi Afrika Selatan. Anehnya, ini masih jauh lebih kecil dengan keuntungan FIFA dari Piala Dunia.

FIFA mendapatkan keuntungan yang begitu besar dari hasil penjualan segala hal yang berbau Piala Dunia 2010 dan hak siar televisi. Namun, bagi siapa saja yang berniat untuk menggunakan logo resmi Piala Dunia 2010, maka mereka harus mendapatkan hak ekslusif dari FIFA.

tanpa hak ekslusif tersebut, jangan harap bisa menggunakan logo resmi Piala Dunia 2010, dan asal tahu saja hak ekslusif tersebut tentunya juga tak murah. FIFA sendiri cukup ketat menjalan aturan ini.

FIFA tak hanya melarang para perusahaan yang tak memiliki hak ekslusif untuk menggunakan logo, tetapi juga kalimat-kalimat yang berkaitan dengan "Piala Dunia". Akibatnya salah satu maskapai penerbangan asal Afsel mengakalinya dengan kata-kata "Penerbangan Tak Resmi dari 'Anda-Tahu-Apa'".

hal tersebut diatas adalah sebagian dari fakta yang tersimpan dibalik piala dunia. piala dunia yang sedang menjadi perbincangan hangat diantara kita belakangan ini menyimpan cacat yang tersembunyi di balik kerasnya bunyi vuvuzela dan gemuruh sorak penonton yang menyaksikan tim andalannya bertanding. selamat meinkmati piala dunia....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar