Setelah
keliling kesana-kemari mencari alamat inspirasi.
Tetapi tidak ketemu juga. Setelah lelah membongkar semua ruang social
maya yang saya temui. Dan tidak menemukan sesuatu yang menarik (atau
mataku yang kurang jeli untuk menangkap realitas) untuk dibahas
secara panjang lebar dan tinggi, maka saya memutuskan untuk memaksa
otakku untuk bekerja sedikit lebih keras mengguncang-guncangkan alam
bawah sadarku untuk menemukan sesuatu yang bisa kutulis.
Mungkin
saya membutuhkan NZT-48 seperti yang diceritakan dalam film berjudul
limitless. Yah, itu adalah salah satu film yang menarik yang
sempat menjadi penghibur mataku (mata? Benarkah mata yang butuh
hiburan? Atau akal? Entahlah) beberapa hari yang lalu. Sedikit saya
ceritakan tentang film itu. Film tersebut berkisah tentang seorang
penulis frustasi yang setelah beberapa bulan tidak mampu menemukan
inspirasi untuk memulai tulisannya. Hingga suatu saat dia bertemu
dengan mantan saudara iparnya yang berprofesi (benarkah itu profesi?)
sebagai pengedar narkoba. Melalui mantan saudara iparnya tersebut
akhirnya dia berkenalan dengan sebutir bening obat tanpa merk dagang
yang bernama ilmiah NZT-48. Denga obat tersebut, semua potensi bawah
sadarnya mulai muncul kepermukaan. Setiap ingatan-ingatan tentang
berbagai hal hingga hal-hal yang sangat sepele mulai muncul ke alam
sadarnya.
Film
tentang alam bawah sadar dan kenginan kita untuk menguasainya atau
kita yang akan dikuasainya. Berdasarkan teori Sigmund Freud tentang
psikoanalisa.
Berbicara
tentang psikologi (ahh..entah kenapa hal ini selalu memiliki daya
tarik tersendiri buat saya). Hal ini mengingatkan saya tentang
bagaimana seseorang menjalani hidupnya. Saya memiliki beberapa orang
teman yang menurut saya adalah orang-orang yang unik dalam memilih
cara untuk berpikir dan bertindak. Ada seseorang yang dalam berpikir,
dia selalu saja melihat sesuatu dari kemungkinan yang paling buruk.
Hingga akhirnya saya kurang bisa membedakan antara kemungkinan
terburuk yang benar-benar kemungkinan terburuk atau hanya sekedar
imajinasi tentang kondisi terburuk yang mungkin dihadapi mengenai
sesuatu. Jalan hidup yang cukup sinis menurut saya. Sehingga membuat
hidupnya tidak lebih dari sekedar penderitaan. Sangat sulit menemukan
kesenangan hidup ketika dengannya.
Mungkin
dia sangat terpengaruh oleh para pemikir eksistensialis semisal
Soreen Abyee Kierkegaard dan Jean Paul Sartre. Yang menganggap bahwa
untuk menemukan kesejatian eksistensi kemanusiaan kita, maka lihatlah
dalam duka.
Teman
saya yang satu lagi, melihat hidup ini dalam sisi yang 180 derajat
berbeda. Segala sesuatu itu penuh tawa. Bakan dalam hal yang mungkin
paling sedih sekalipun. Saat orang-orang menangis karena menonton
film korea (menurut beberapa orang film korea itu identik dengan
kesedihan) dia malah tertawa terbahak-bahak. Dia menganggap bahwa
hidup ini terlalu singkat untuk diisi dengan tangisan. Nikmatilah
hidupmu, karena hidup ini bukan untuk ditangisi. Dua tipikal cara
hidup yang sangat bertentangan pada tampakan luarnya bukan? Tetapi
menurut saya hal ini adalah dua hal yang sebenarnya sama saja. Hanya
saja diwujudkan dalam cara yang berbeda.
Kebahagiaan,
itulah intinya. Yang satu menganggap bahwa kebahagiaan sejati ada
dalam duka, sementara yang lain menganggap kebahagiaan sejati ada
dalam tawa. Dan menurut saya ini adalah sebuah bentuk keteraturan
yang diperlihatkan oleh alam dalam wajah ketidakteraturan.
Seperti
puisi “hukum kekekalan tawa” karya M. Aan Mansyur. Dalam puisi
tersebut disebutkan bahwa jumlah tawa dan tangis dimuka bumi ini akan
selalu seimbang. Tidak akan pernah ada tawa yang secara utuh
menyelimuti dunia, sebagaimana tidak pernah ada tangis yang secara
utuh menyelimutinya. Saat anda tertawa, sadar atau tidak dibelahan
bumi yang lain ada tangis yang mengharu biru. Saat anda menangis
tersedu-sedu, dibelahan bumi yang lain ada tawa yang terbahak-bahak.
Saya
tidak menganjurkan untuk menjalani hidup yang penuh dengan duka atau
sebaliknya. Tetapi sadarilah bahwa ada keseimbangan tersendiri dalam
hidup ini. Saat anda berduka, mungkin sejenak anda perlu menyukuri
bahwa dibalik duka anda ada seseorang yang (entah siapa) sedang
mengalami kesukaan. Dan pada saat anda sedang bersuka ria
sempatkanlah sejenak untuk berdoa pada mereka yang sedang berduka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar