Senin, 07 Juni 2010

MAHASISWA ITU????!!!! (sebuah tulisan lama)

Saat ini kau mulai memahami. Suatu saat nanti kau akan mengerti..

Suatu saat nanti kau akan mengerti kenapa tulisan ini harus hadir ditengah kalian yang tampil sebagai orang yang dikatakan sebagai para aktifis yang selalu berteriak atas nama rakyat. Mahasiswa mungkin seperti itu kalian disebut. Terkadang kebanggaan menyandang gelar tersebut melebihi kesadaran kalian akan tanggung jawab kalian para penyandang gelar tersebut. Kadang bergelar mahasiswa hanya sampai pada sebuah pemikiran sederhana sesuai dengan defenisi yang terberi oleh birokrat akademik yang mengungkung pemikiran kalian.



Menurut defenisi pemberian DIRJEN DIKTI mahasiswa adalah mereka yang terdaftar pada perguruan tinggi dan mengikuti kuliah pada semester berjalan. Tetapi jika hanya sampai disitu saja batasan terhadap pendefinisian mahasiswa, maka kemudian yang hadir adalah sebuah pemikiran bahwa tugas mahasiswa hanya bertugas untuk mengikuti kuliah pada semester berjalan, menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh dosen, mengikuti ujian, dan kemudian berusaha untuk menyelesaikan studi tanpa ada tugas tambahan lagi.

Jika seperti itu saja, maka ada hal yang kemudian hilang dari tujuan pendidikan itu sendiri. Yaitu memanusiakan manusia. Kenapa dikatakan seperti itu, karena secara sederhana dapat dikatakan bahwa kita dituntut untuk menghilangkan sisi kemanusiaan kita. Sisi kemanusiaan yang mana yang dihilangkan? Kesadaran kita bahwa setiap manusia memiliki tanggung jawab terhadap pengetahuan yang dimilikinya. Dalam hal ini, bahwa pengetahuan kita yang kemudian kita dapatkan hanya sekedar menjadi pengetahuan tanpa perlu dijadikan sebagai sebuah pegangan untuk mewujudkan kemanusiaan kita ditengah masyarakat.

Padahal seyogianya pengetahuan kita tidak hanya menjadi sebuah pengetahuan yang tersimpan dalam pahaman kita tetapi juga butuh untuk diaktualkan. Pada saat kita mengetahui bahwa sesuatu itu memiliki efek buruk bagi masyarakat, maka pengetahuan kita harus mewujud dalam tindakan sosial kita untuk memperbaiki efek buruk tersebut atau bahkan menghilangkan efek buruk tersebut dari masyarakat. Itulah tanggung jawab sebuah pengetahuan.

Mahasiswa sebagai entitas sosial tersendiri yang secara sosial dituntut untuk berpengetahuan lebih dari mereka yang tak pernah bergelar mahasiswa. Juga tak lepas dari tanggung jawab tersebut. Pengetahuan yang termiliki harus tertuang dalam tanggung jawab sosialnya. Mereka yang bergelar mahasiswa tak bisa begitu saja menyatakan bahwa sesuatu itu terlepas dari dirinya padahal dia mengetahui dan memiliki pengetahuan akan sesuatu itu.

Mahasiswa dituntut secara kritis menelaah sesuatu hingga pada titik ada apa dibalik sesuatu itu. Pengetahuan mahasiswa tak bisa terhenti hanya sampai pada bagaimana seseuatu itu terihat. Hal ini menjadi kewajiban bagi mahasiswa untuk mengetahuinya. Dan dengan pengetahuan tersebut, maka mahasiswa kemudian dituntut untuk memiliki tanggung jawab.

Tanggung jawab yang akhirnya melekat pada diri seorang mahasiswa karena tuntutan pengetahuan yang dimilikinya secara umum terbagi menjadi tiga hal yang secara hakiki tidak terpisah atau dapat dikatakan sebagai trinitas tanggung jawab kemahasiswaan.

Pertama, mahasiswa dituntut untuk menjadi sosok agent of change atau agen perubahan. Dalam hal ini dengan pengetahuannya, mahasiswa dituntut untuk mebawa perubahan dalam kehidupan sosial kearah yang lebih baik. Pengetahuan mahasiswa yang bersifat ideal bukan hanya harus ideal dalam pahaman saja tetapi juga harus mewujud dalam realitasnya. Hal inilah yang menuntut mahasiswa harus memiliki sebuah idealisme dalam dirinya yang tak mungkin untuk dijual.

Kedua, adalah agent of social control dimana mahasiswa harus menjadi pengontrol kondisi sosial dalam ruang sosial dimana dia berada. Hal ini adalah konsekuensi lain dari berpengetahuannya seorang mahasiswa. Dengan pengetahuan yang dimilikinya, maka ruang sosial tempatnya berada menjadi tanggung jawabnya. Setiap hal yang akan merusak tatanan ideal sebuah ruang sosial harus ditolak. Dan peran mahasiswalah yang harus mendorong penolakan tersebut.

Ketiga, menjadi penjaga moral atau moral force. Dengan pengetahuannya tentang kebaikan, maka mahasiswa dituntut untuk mewujudkan kebaikan tersebut. Bukan hanya sekedar menjadi sebuah pemikiran manis atau sebuah ungkapan untuk memikat hati sang pujaan. Mewujudkan kebaikan dalam ruang sosial menjadi tanggung jawab mahasiswa.

Ketiga hal tersebut diatas lahir dari sebuah konsekuensi dari berpengetahuannya seorang mahasiswa. Memiliki pengetahuan itu memang berat. Tetapi tidak mencari pengetahuan itu bertentangan dari fitrah kemanusiaan kita. Maka mau ataupun tidak mau, suka ataupun tidak suka kita memang harus menjalaninya.

Memilih menjadi mahasiswa berarti memilih untuk menjadi orang yang berpengetahuan lebih. Memilih untuk berpengetahuan lebih menuntut adanya tanggung jawab dari pengetahuan kita. Pilihannya hanya ada dua, melaksanakan tanggung jawab atau mengingkari fitrah kemanusiaan yang berarti mengingkari pencipta fitrah kemanusiaan itu sendiri.

Kita akan ketemu lagi dalam pembahasan tentang mahasiswa dilain waktu..
Salam pencerahan..HIDUP MAHASISWA..HIDUP MAHASISWA..HIDUP MAHASISWA..

Salam dari langit untuk kita semua..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar