Jumat, 27 Mei 2011

Sandal dan Aspal (pergi)

Apa yang terlihat oleh anda dari atas motor atau mobil yang berjalan santai diatas aspal akan sangat berbeda dengan apa yang dapat anda lihat jika anda sedang berjalan kaki. pergesekan antara sandal jepit anda dengan trotoar jalan ataupun aspal akan memberikan sebuah sensasi dan perenungan tersendiri bagi diri anda. jika tak percaya, silahkan anda coba sesekali memilih jalan kaki.

di bawah ini, saya akan sedikit berbagi pengalaman dan perenungan dari trotoar jalanan.

berjalan kaki dari kampus unhas tamalanrea menuju pantai losari. diawal perjalanan mungkin akan terasa santai, penuh canda, dan semangat serta optimisme. seperti pula masa muda yang senang dengan canda dan tawa. optimisme sebagai ciri dari masa muda kita. berjalan hingga depan kampus stmik dipanegara rasa itu masih tetap ada. wajar saja jarak yang di tempuh belum lagi mencapai satu kilometer.

tiba di jembatan tello, anda mulai menyadari bahwa kebijakan pembangunan dan tata kota makassar tidak berpihak bahkan menganaktirikan para pejalan kaki. trotoar pertama yang anda jumpai ada dititik itu. disamping pltu yang berdiri angkuh dengan asap polusi tebal yang sangat tak ramah lingkungan. sedikit kedepan anda akan menemukan sebuah tempat yang cukup angker bagi pengendara motor. jika anda pernah berdiri seharian di dekat tempat itu, maka anda akan memahami dengan baik sebuah pola pemalakan yang dilakukan oleh penghuni pos tersebut. pagi, pada saat sarapan. siang, saat makan siang. sore sebelum pulang kerumah. malam, sebagai uang sekedar pembeli rokok untuk menemani jaga.

lalu sebuah pabrik yang hanya memproduksi polusi masyarakat. beranjak lagi, maka sebuah kompleks pemakaman bagi mereka yang cukup elite sehingga disebut pahlawan yang belakangan bukan menjadi tempat beristirahatnya para pahlawan tetapi keluarga pejabat berkuasa. setelah itu, tibalah anda di sebuah kompleks pemakaman yang juga menawarkan jasa lebih bagi anda di tengah malam buta..nanti kita akan membincangkannya dengan lebih detil dalam perjalanan pulang.

bergerak menembus malam hingga tiba pada sebuah rumah sakit yang cukup terkenal yang bernama Ibnu Sina.berdampingan dengan kantor elite bosowa yang dengan berjalan melintasinya maka tidak pernah terbayang bagaimana nasib para buruh yang bekerja untuk pemodal dengan gaji yang rendah sekedar untuk menghidupi keluarga.

lalu bergeraklah terus hingga anda mencapai sebuah titik orgasme perjalanan anda sehingga anda akan rehat sejenak ditempat itu..sebuah kebanggaan baru bagi makassar. bernama fly over, tempat banyak pemuda dan pemudi yang kurang modal untuk singgah melepas rindu. konon kabarnya tempat itu pernah dirazia oleh salah satu ormas yang cukup besar dan sering bikin rusuh. ternyata ormas itu sudah menyebar ke makassar juga.

dititik ini anda akan mulai memikirkan kembali perjalanan anda. mungkin jika tak cukup kuat menahan godaan maka anda akan memutuskan untuk kembali mumpung masih ada angkot (baca: pete-pete). atau anda akan cukup bodoh untuk memilih melanjutkan perjalanan hingga tujuan.

dan jika perjalanan anda pun berlanjut diatas sandal dan sepotong pinggiran jalanan tanpa trotoar yang kembali mengingatkan anda akan perenungan anda di samping pltu tadi, maka anda akan tiba pada sebuah tempat yang dahulu kala menjadi pusat kota. bernama jalan veteran, tempat berjejernya toko dengan model tahun 80-an sebagai tanda bahwa toko-toko tersebut pernah berjaya di zamannya.

sampai akhirnya semakin dekat anda dengan tempat yang menjadi tujuan anda. anda akan melewati titik nol kota makassar. lapangan karebosi yang dengan tampilan elegannya saat ini menjadikan dirinya begitu sulit untuk diakses.

berbelok sedikit setelah itu maka tampaklah sebuah hotel tinggi yang berjudul singasana. tempat yang cukup megah dengan pemandangan indah disekelilingnya. sebagai simbol kesejahteraan bagi penduduk makassar. yang sayangnya disekitarnya begitu banyak mereka yang harus kerja berbulan-bulan hanya untuk menghabiskan waktu semalam tidur ditempat itu. sungguh sebuah wajah kesenjangan dan bukannya kesejahteraan yang terlihat.

berjalan terus mendekati rumah yang sangat terkenal oleh penduduk makassar. rumah yang pernah mengakumulasi setengah jalan untuk ditutup karena didalamnya tidur para pembantu mantan sang kosong dua negara ini karena sang kosong dua sendiri lebih sering tidur di jakarta pada masa jabatannya.

lalu masuklah anda pada garis finish perjalanan anda. sebuah pantai dengan tata lokasi yang indah dengan berbagai hiasan baik berupa tanaman maupun berupa tugu. pantai losari, yang jadi tempat melepas lelah para penduduk kota makassar golongan menengah. oooh iyya..sebelum sampai dititik itu maka terlebih dahulu anda akan melewati kumpulan anak muda eksibisonis yang senang memamerkan motor dan mobil mereka yang telah dimodifikasi sana sini.

kembali ke pantai losari, maka disana anda akan menemukan keramaian khas masyarakat yang melepas penat. diiringi sekelompok pedagang kaki lima dan penjual makanan yang meskipun hari libur tetapi mereka tak pernah menikmati libur tersebut karena perut mereka tak bisa libur dari makan sementara nasib tak sedikit pun menunjukkan belas kasih pada mereka..

inilah titik pergi hingga ditempat tujuan.

lalu sampai ditempat tujuan, maka anda akan mulai merenungi perjalan anda. bisa-bisanya ide untuk berjalan kaki itu masuk dikepala anda. dan anda akan mulai merasa bahawa memang pada beberapa hal hidup terasa kurang adil bagi sebagian orang.
berjalan kaki memang menurut saya adalah salah satu cara paling efektif untuk menumbuhkan kesadaran dan kepekaan sosial anda.

sampai bertemu di jalan pulang...

1 komentar: